SATURNUS

Planet terbesar kedua, Saturnus, paling dikenal dengan sistem cincinnya yang indah. Saturnus memiliki ukuran yang lebih kecil daripada Yupiter, tetapi memiliki banyak kemiripan. Sebagian besar komposisinya berupa hidrogen dan helium yang mengelilingi sebuah inti padat dan panas. Untuk orang-orang pada masa purba, Saturnus adalah planet terjauh yang diketahui. Mereka memberikannya nama ayah dari semua dewa. Atmosfernya terdiri atas hidrogen dan strukturnya mirip dengan Yupiter, tetapi rapatannya lebih rendah. Saturnus begitu ringan sehingga dapat mengambang di air. Saturnus berputar dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan ekuatornya keluar. Saturnus juga memiliki medan magnet yang besar. Angin di atmosfer atas Saturnus dapat mencapai 1.800 km/jam, tetapi hanya satu sistem badai utama yang baru diketahui, yakni Bintik Anne, yang namanya diambil dari Anne Bunker, Ilmuwan pesawat Voyager. Pola cuaca di belahan utara Saturnus difoto dari jarak 7 juta km oleh Voyager 2 pada tahun 1981 yang memperlihatkan ciri cuaca Saturnus yang terdiri atas awan badai dan bintik putih. Saat Saturnus melakukan satu kali putaran mengelilingi Matahari, Bumi sudah 29 kali mengelilinginya.

                         INFORMASI MENGENAI SATURNUS :

               ~ Diameter : 120.540 km
               ~ Revolusi : 29,5 tahun
               ~ Rotasi : 10 jam 40 menit
               ~ Volume : 744
               ~ Massa : 95,18
               ~ Rapatan : 0,69
               ~ Suhu (di puncak awan) : -180 derajat Celcius
               ~ Jumlah satelit : 18
               ~ Jarak dari Matahari : 1.430 juta km

     + Cincin Saturnus

Ciri khas Saturnus yang terkenal adalah sistem cincinnya. Ketika Galileo pertama kali menemukan cincin Saturnus pada tahun 1610, ia salah menafsirkan apa yang dilihatnya. Ia berpikir Saturnus adalah planet rangkap tiga. Baru pada tahun 1655 cincin dapat diidentifikasi dan dideskripsikan oleh Ilmuwan dan astronom Belanda, Christiaan Huygens dengan menggunakan teleskop besar yang dibuatnya sendiri. Cincin Saturnus tampak padat dari Bumi dan pesawat Voyager memperlihatkan bahwa cincin terdiri atas berbagai ukuran potongan es. Keterpantulan tinggi dari partikel es itu membantu menjelaskan luminositas Saturnus di langit malam. Cincin-cincin itu sendiri tebalnya hanya 30 m, tetapi lebar keseluruhan cincin tersebut lebih dari 272.000 km. Cincin Saturnus terdiri dari tujuh cincin utama yang tersusun dari ribuan cincin kecil. Sumbu planet Saturnus miring. Cincin-cincin berada di sekeliling ekuatornya. Oleh karena itu, saat planet miring, cincin pun melereng. Hal ini berarti cincin berubah dalam penampilan tergantung dari waktu pengamatannya. Sudut cincin tampak berubah menurut letak Saturnus dan Bumi pada masing-masing orbitnya. Ketika cincin berada di tepi, maka tampak seperti planet rangkap tiga, sebagaimana yang ditemukan oleh Galileo pada tahun 1612. Pada tahun 1675, direktur Observatorium Paris, Gian Domenico Cassini dari Bologna, menemukan bahwa cincin Saturnus tidak terlihat padat. Tampaknya ada dua cincin dengan celah berwarna gelap yang memisahkan bagian dalam dengan bagian luar. Gambar yang dibuat tahun 1676 memperlihatkan celah yang disebut Pembagian Cassini untuk menghormatinya.

     + Satelit Saturnus
Semua bulan Saturnus terbuat dari es, kecuali bulan terbesarnya, Titan. Titan adalah satu-satunya bulan dalam tata surya yang mempunyai atmosfer, sebagian besar atmosfernya terdiri atas Nitrogen. Enceladus adalah bulan yang relatif kecil dan menunjukkan bukti adanya perubahan baru. Beberapa bagian bulan penuh dengan kawah, sedangkan bagian lainnya licin. Hal ini diperkirakan karena adanya pelelehan internal. Enceladus berdiameter 500 km.